Wednesday, October 3, 2007

Menangislah Untuk Ramadhan Yang Kan Hilang



Nak, menangislah,

Jika itu bisa melapangkan gundah yang mengganjal sanubarimu. Bahwa Ramadhan sudah bergegas di akhir hitungan. Dan tadarus quranmu tak juga beranjak pada juz empat.jika itu adalah ungkapan penyesalanmu. jika itu merupakan awal tekadmu untuk menyempurnakan tarawih dan qiyamul lailmu yang centang perenang (ah, pasti kamu masih ingat obrolan tadi siang ketika dengan senyum manisnya teman ruanganmu berucap, "alhamdulillah tarawihku belum bolong. " dan kamu merasa ada malaikat yang menjauh darimu dan pindah padanya. Kamu merasa sendiri, terasing.)

Menangislah,

Biar butir bening itu jadi saksi di yaumil akhir. Bahwa ada satu hamba Allah yang bodoh, lalai, sombo! ng lagi terlena. Yang katanya berdoa sejak dua bulan sebelum ramadhan, yang katanya berlatih puasa semenjak rajab, yang katanya rajin mengikuti taklim tarhib ramadhan, tapi..., tapi sampai puasa hari ke tiga belas masih juga menggunjingkan kekhilafan teman ruanganmu, masih juga tak bisa menahan ucapan dari kesia-siaan, tak juga menambah ibadah sunnah... Bahkan hampir terlewat menunaikan yang wajib.

Menangislah, lebih keras...

Allah tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhan tahun depan, apakah kamu masih disertakan, sedangkan Ramadhan sekarang cuma tersisa beberapa belas. Tak ada yang dapat menjamin usiamu sampai untuk Ramadhan besok, sedang Ramadhan ini tersia-siakan. Menangislah untuk Ramadhan yang kan hilang, bersama nostalgia yang terus tumbuh bersama usiamu. Setengah sadar menatap hidangan saat sahur, kolak-es buah yang tersaji saat berbuka, menyusuri gang sempit saat tadarus keliling, petasan dan kembang api yang disulut usai subuh. Ramadhan yang selalu membuka ingatan masa kecilmu dan terus terulang mengisi tahun-tahun kedewasaan...

Menangislah,

Untuk dosa-dosa yang belum juga diampuni, tapi kamu masih juga menambahi dengan dosa baru. Berapa kali kamu sholat taubat, tetapi tak lama kemudian ada saja kelalaian yang kamu buat? Kamu bilang tak sengaja? Tapi mengapa berulang dan tak juga kamu mengambil pelajaran? Syarat taubatan nasuha adalah bertekad tidak mengulanginya lagi dan bukannya bertobat sambil berucap 'kalau kejadian lagi, yaa taubat lagi'...

Menangislah.

Dan tuntaskan semuanya di sini, malam ini. Karena besok waktu akan bergerak makin cepat, Ramadhan semakin berlari. Tahu-tahu sudah sepuluh hari terakhir dan kamu belum bersiap untuk itikaf. Dan lembar-lembar quran menunggu untuk dikhatamkan. Dan keping-lembar mata uang menunggu disalurkan. Dan malam menunggu dihiasi sholat tambahan.

Sekarang, atau (mungkin) tidak (ada lagi) sama sekali...
Article taken from here ; Picture from here

Monday, May 28, 2007

Tawakal

Jika Kau Kira
Dengan Sebelah Sayap
Aku Akan Terkoyak
Maka Camkanlah
Dengan Sebelah Sayap Itu
Akanku Jelajahi Gunung
Ombak Ombak Samudera
Dan Gemintang Diangkasa
Puisi diatas saya kutip dari buku sarat ilmu yg sedang saya baca, meskipun dalam konteks yang berbeda, namun untaian bahasa pujangga diatas sungguh mewakili kegundahan hati saya saat ini.
Betapa tidak sayap sayap yang saya kembangkan sebagai naungan tanggung jawab amanat bagi saya, dan amanat itu saya coba tunaikan dalam keadaan terombang ambing, dipatahkan, entah karena apa?
Gak apa apa..., saya juga gak perlu penjelasan, saya baik baik saja..sungguh!!, gundah kecil ini tak lebih dari buih dalam lautan kehidupan saya, setidaknya saya masih didalam bahtera jalan hidup saya yang terbentuk dari rangkaian hamdallah, semoga Allah berkenan menempatkan saya diantara hambanya yang ahli bersyukur.
Hari ini saya memulai hidup saya dengan semangat yang baru, semangat untuk menunaikan semua amanat & tanggung jawab duniawi saya seraya mendulang pahala ridha dari-Nya, dan karena saya masih eling jadi lebih baik saya mengeyampingkan semua nikmat dunia yang fatamorgana dan kembali menjejak bumi.
Hidup, mati, rizki, jodoh, jiwa, raga, dan hatiku semua milik-Mu, tiadalah aku selain bertawakal...
Dengan sebelah sayap akanku jelajahi gunung, ombak ombak, samudera, dan gemintang diangkasa, camkanlah..., karena sayap yang kau patahkan tak mampu mengoyakku.

Mama, Maaf...

Mama...
saat pertama aku tertidur lelap dirahimmu
mama menangis bahagia
Mama...
saat hari kelahiranku tiba
air mata dan darah mama berderai
demi sedenyut jantung anakmu
Mama...
saat kau berusaha membahagiakanku
aku menolak, dan air matamu kembali menetes
Mama...
Saat kutentukan jalan hidupku
bersanding dengan pilihan hatiku
penuh restu engkau menangis dalam doa
semoga aku bahagia
Mama...
Aku bahagia, Sungguh...
Kini waktuku menghapus semua air mata resahmu
kini waktuku menangis bahagia bersamamu
Tapi mama...
lagi... kutemui engkau menagis dalam duka
dan semua karena aku...
Mama..
Maafin adek yah ma...
Picture taken from here

Thursday, April 19, 2007

Wednesday, April 18, 2007

Laknat Dari Malaikat

Pic.taken from here

Dari Abi Hurairah, dari nabi salallah'alaihi wasallam bersabda:

Ketika seorang laki laki (suami) mengajak istrinya pada alas (tempat tidur), dan istri tidak mendatangi suaminya (menolak), dan membiarkan suaminya dalam keadaan marah pada istri, maka malaikat akan melaknati istri hingga pagi menjelang.

(Perawi: Abu Daud/Kitab Nikah)
Hmmmm... what do you think?, yang jelas tidak ada posisi tawar, bukan semata karena ini adalah hadis yang sohih, tapi jika seorang muslimah berkeinginan untuk setidaknya mendekati predikat istri solehah, mau tidak mau kita harus menanamkan dalam hati hadist diatas.
Malaikat adalah satu satunya makhluk Allah SWT yang selalu bersujud dan berdzikir pada-Nya, dan tentu makhluk yang tidak memiliki dosa, doanya sudah pasti makbul, dan bagaimana laknatnya? rasanya gak perlu diperdebatkan lagi.. naudzubillah summa naudzubillah..
Kesimpulannya, setiap istri harus selalu siap siaga buat suami mungkin ya..., tapikan wanita juga bisa capek dan gak mood, itukan sangat manusiawi & lumrah, terus gimana dong? harus pura-pura?harus dengan rasa terpaksa?
Jangan kali yahhh, kalau toh wanita dihadapkan seperti situasi diatas mungkin sebaiknya kita usahakan mengembalikan mood, dan berdoa semoga diberi berkah karena anyway inikan termasuk amal soleh yang tinggi pahalanya.
Dan yang penting usahakan untuk menikmati, kan rugi atuh.., klo gak nurut kena laknat, klo toh nurut tapi terpaksa!! hehe so lebih baik Bismillah dan enjoy aja.
Tapi.. ini bukan nge-les yahh, hanya sharing dan saya coba berteori, karena kuncinya adalah keridhaan suami, jadi klo istrinya terlihat capek, lelah, dan gak mood mbok yahh ridhoo buat libur dulu, kan gak mungkin libur panjang kalee, hehehe..
Terus terang tulisan ini semata adalah nasehat buat saya sendiri, semoga setelah hari ini para malaikat akan lebih sibuk mendoakan kebaikan dalam rumah tangga saya, dan tidak ada laknat dari malaikat dirumah kami, amin, dan semoga setelah belajar menanamkan hadist ini I'll become a better wife, at least closer, Insyaallah.

Thursday, April 12, 2007

What it's all about???

Matikah kamu ketika tidak terpenuhi?
Rasanya tidak mungkin
Akankah kamu menjadi gila?
Sebodoh itukah kamu, rela dikuasai nafsu
Akankah kamu menjadi orang yang tidak punya hati?
Saya rasa iya, karena kamu mengangap itu segalanya, maka kamu sanggup menyakiti dan menghancurkan hati seseorang, tanpa peduli...
and what it's all about?
it's all about S*X ...

Monday, March 26, 2007

Papa.. Masih adakah maaf untukku? (continued)

picture taken from here
Hati seorang ayah tengah diaombang-ambing oleh keadaan, oleh rasa cinta, oleh rasa kasih sayang, oleh rasa rindu, oleh prinsip hidup bahkan oleh iman.
Bagaimanapun anakku akan tetap menjadi anakku suka atau tidak suka, mau ataupun tidak mau, dia tetap darah dagingku, ada sedikit harap dari dalam hati sang ayah, ia pun mengirimkan pesan,
Papa belum bisa bicara, hanya bisa menangis
mungkin karena puluhan tahun sakitnya dipendam
tidak pernah dibicarakan pada siapapun
bahkan pada keluarga
lalu pesan berlanjut...
Sepertinya Papa berat untuk menerima
Kinanti sebelum kembali pada aqidah semula
apakah Kinanti sudah sadar dan mau kembali?
jika tidak lupakan saja papa & mama
Lunglai wajah Kinanti, desah kecewa terdengar dari mulutnya, sepertinya jarak itu tidak akan pernah tertempuh, pintu maaf itu tidak akan pernah terbuka, dan kerinduan berlari kepelukan ayah tercinta seraya bersimpuh dikakinya lagi, seperti saat pertama sang papa menemukannya, namun kini semuanya menjadi fatamorgana,
Tidak apa apa jika papa & mama belum bisa menerima Kinan
mungkin ini takdir tuhan Kinan juga tidak
pernah tahu
jika akan berjodoh dengan seseorang yang berbeda aqidah
berat untuk Kinan jika harus kembali seperti dahulu
karena aku tidak bisa berpisah dengan anak anakkku
Aku sudah cukup senang bisa tahu kabar papa Mama & adik-adikku
apalagi kalian semua dalam keadaan baik
aku juga sudah cukup bahagia bisa tau siapa ayahku
walau hanya selama 5 tahun saja
Kinan sayang banget sama papa
Pesan Kinan untuk adik titip papa dan mama
jaga mereka baik baik..
Merasa belum cukup menumpahkan rasa kecewa dalam keputusasaan Kinanti melanjutkan pesannya,
Bukannya Kinan mau melupakan Papa & mama
tapi semua-kan tergantung papa sendiri
Kinan nggak pernah berharap apa apa dari Papa
Kinan hanya ingin anak anakku bisa melihat
kakek,nenek,om dan tantenya
aku selalu cerita hal hal yang indah tentang keluargaku
Kinan sudah terbiasa hidup susah dan apa adanya
dari lahir juga aku harus hidup mandiri
jauh dari papa dan ibu
kalo ngomongin soal perasaan
Kinan yang paling tau apa artinya sakit hati
maafkan Kinan terpaksa menulis ini semua..
Kinanti pun larut dalam pilunya yang sepi..
Sang papa merasa putrinya telah mengambil sikap, dia telah memilih dan sudah bareng tentu bukan sang papa beserta imannyalah yang ia pilih, dan bagi sang papa itu adalah akhir dari segalanya, tidak ada posisi tawar untuk nilai keimanan, dengan amarah yang memuncak, sang papa membalas pesan Kinanti,
Ya sudahlah tidak usah dilanjutkan
murtad itu bukan takdir
tapi usaha & kemauan manusia,
Papa hanya berusaha menyelamatkan Kinan
dunia & akherat
karena itu menjadi kewajiban papa pada Allah SWT,
SELAMATKAN DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA..
Dalam sujudnya yang panjang ditengah hamparan hitam jubah sang malam, papa tersungkur diatas sajadah, memohon ampunan dan pertolongan, dari Khalik maha pengampun dan penolong, asa yang terpendam berpuluh tahun lamanya, rasa rindu dan bersalah karena tidak dapat menjaga amanah dari-Nya menyeruak diseluruh rongga dada, sesak rasanya, ia merasa masih harus berusaha, namun apadaya sang putri telah menentukan pilihan, sang papa pun menempuh jalan tawakal, menyerahkan segalanya kepada pemilik jiwa dan raganya, berserah dan pasrah.... Tawakaltu alallahi lailahaillallah huwawllah huakbar...
Disudut kota yang lain seorang anak merintih tak kalah harunya, sakit hatinya atas penolakan sang papa, ia menangisi ketidak bersediaan papa menerima perbedaaan diantara mereka, sebuah pesan ia siapkan mungkin ini pesan yang terakhir,
Papa sayang..
maafin aku yah
aku sudah baca semua pesan papa
sungguh aku ingin bisa dekat dengan papa & adikku
tapi permintaan Papa terlalu sulit untuk aku,
Aku gak bisa memilih antara papa, atau suami dan anak-anakku,
aku mencintai semuanya..
Mas Kristan sudah banyak membantu dalam hidupku,
Sejak SMP sampai sekarang aku banyak bergantung hidup darinya,
semoga papa tidak mempersoalkan masalah ini
Aku tau bagaimana sakit hati papa
tapi semoga papa juga tau bahwa aku juga sudah sakit hati
sejak kecil,
sejak papa & ibu meninggalkan aku
ketika pertama kita ketemu aku bisa menerima papa apa adanya,
Semoga saat ini papa pun bisa menerima aku apa adanya..
Aku sangat sayang papa
maafin aku pa...
Namun pesan itu tidak pernah terkirim,
karena jauh direlung hatinya ia masih bertanya,
Papa... masih adakah maaf untukku?
Noted: Kinanti & Kristan are not the real name