Monday, March 26, 2007

Papa.. Masih adakah maaf untukku? (continued)

picture taken from here
Hati seorang ayah tengah diaombang-ambing oleh keadaan, oleh rasa cinta, oleh rasa kasih sayang, oleh rasa rindu, oleh prinsip hidup bahkan oleh iman.
Bagaimanapun anakku akan tetap menjadi anakku suka atau tidak suka, mau ataupun tidak mau, dia tetap darah dagingku, ada sedikit harap dari dalam hati sang ayah, ia pun mengirimkan pesan,
Papa belum bisa bicara, hanya bisa menangis
mungkin karena puluhan tahun sakitnya dipendam
tidak pernah dibicarakan pada siapapun
bahkan pada keluarga
lalu pesan berlanjut...
Sepertinya Papa berat untuk menerima
Kinanti sebelum kembali pada aqidah semula
apakah Kinanti sudah sadar dan mau kembali?
jika tidak lupakan saja papa & mama
Lunglai wajah Kinanti, desah kecewa terdengar dari mulutnya, sepertinya jarak itu tidak akan pernah tertempuh, pintu maaf itu tidak akan pernah terbuka, dan kerinduan berlari kepelukan ayah tercinta seraya bersimpuh dikakinya lagi, seperti saat pertama sang papa menemukannya, namun kini semuanya menjadi fatamorgana,
Tidak apa apa jika papa & mama belum bisa menerima Kinan
mungkin ini takdir tuhan Kinan juga tidak
pernah tahu
jika akan berjodoh dengan seseorang yang berbeda aqidah
berat untuk Kinan jika harus kembali seperti dahulu
karena aku tidak bisa berpisah dengan anak anakkku
Aku sudah cukup senang bisa tahu kabar papa Mama & adik-adikku
apalagi kalian semua dalam keadaan baik
aku juga sudah cukup bahagia bisa tau siapa ayahku
walau hanya selama 5 tahun saja
Kinan sayang banget sama papa
Pesan Kinan untuk adik titip papa dan mama
jaga mereka baik baik..
Merasa belum cukup menumpahkan rasa kecewa dalam keputusasaan Kinanti melanjutkan pesannya,
Bukannya Kinan mau melupakan Papa & mama
tapi semua-kan tergantung papa sendiri
Kinan nggak pernah berharap apa apa dari Papa
Kinan hanya ingin anak anakku bisa melihat
kakek,nenek,om dan tantenya
aku selalu cerita hal hal yang indah tentang keluargaku
Kinan sudah terbiasa hidup susah dan apa adanya
dari lahir juga aku harus hidup mandiri
jauh dari papa dan ibu
kalo ngomongin soal perasaan
Kinan yang paling tau apa artinya sakit hati
maafkan Kinan terpaksa menulis ini semua..
Kinanti pun larut dalam pilunya yang sepi..
Sang papa merasa putrinya telah mengambil sikap, dia telah memilih dan sudah bareng tentu bukan sang papa beserta imannyalah yang ia pilih, dan bagi sang papa itu adalah akhir dari segalanya, tidak ada posisi tawar untuk nilai keimanan, dengan amarah yang memuncak, sang papa membalas pesan Kinanti,
Ya sudahlah tidak usah dilanjutkan
murtad itu bukan takdir
tapi usaha & kemauan manusia,
Papa hanya berusaha menyelamatkan Kinan
dunia & akherat
karena itu menjadi kewajiban papa pada Allah SWT,
SELAMATKAN DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA..
Dalam sujudnya yang panjang ditengah hamparan hitam jubah sang malam, papa tersungkur diatas sajadah, memohon ampunan dan pertolongan, dari Khalik maha pengampun dan penolong, asa yang terpendam berpuluh tahun lamanya, rasa rindu dan bersalah karena tidak dapat menjaga amanah dari-Nya menyeruak diseluruh rongga dada, sesak rasanya, ia merasa masih harus berusaha, namun apadaya sang putri telah menentukan pilihan, sang papa pun menempuh jalan tawakal, menyerahkan segalanya kepada pemilik jiwa dan raganya, berserah dan pasrah.... Tawakaltu alallahi lailahaillallah huwawllah huakbar...
Disudut kota yang lain seorang anak merintih tak kalah harunya, sakit hatinya atas penolakan sang papa, ia menangisi ketidak bersediaan papa menerima perbedaaan diantara mereka, sebuah pesan ia siapkan mungkin ini pesan yang terakhir,
Papa sayang..
maafin aku yah
aku sudah baca semua pesan papa
sungguh aku ingin bisa dekat dengan papa & adikku
tapi permintaan Papa terlalu sulit untuk aku,
Aku gak bisa memilih antara papa, atau suami dan anak-anakku,
aku mencintai semuanya..
Mas Kristan sudah banyak membantu dalam hidupku,
Sejak SMP sampai sekarang aku banyak bergantung hidup darinya,
semoga papa tidak mempersoalkan masalah ini
Aku tau bagaimana sakit hati papa
tapi semoga papa juga tau bahwa aku juga sudah sakit hati
sejak kecil,
sejak papa & ibu meninggalkan aku
ketika pertama kita ketemu aku bisa menerima papa apa adanya,
Semoga saat ini papa pun bisa menerima aku apa adanya..
Aku sangat sayang papa
maafin aku pa...
Namun pesan itu tidak pernah terkirim,
karena jauh direlung hatinya ia masih bertanya,
Papa... masih adakah maaf untukku?
Noted: Kinanti & Kristan are not the real name

No comments: